[Karo Pemberitaan Parlemen Setjen DPR RI,  Y.O.I. Tahapari memimpin kunjungan benchmarking Analisis Media Biro Pemberitaan Parlemen ke Sekretariat Provinsi Daerah Sulawesi Selatan/Foto:Dokpri/Iw}

Menciptakan citra positif bagi instansi merupakan tugas praktisi kehumasan manapun. Tak terkecuali Biro Pemberitaan Parlemen DPR RI yang kerap menggerakkan unit kerja di bawahnya untuk menjaga citra tersebut, yakni Bagian Media Cetak dan Media Sosial, yang di dalamnya terdapat Sub Bagian Media Cetak, Sub Bagian Media Sosial, Sub Bagian Analisis Media di DPR RI.

“Ketiga Sub Bagian tersebut memiliki peran penting yang saling berkaitan, untuk membangun citra DPR,” ungkap Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI Y.O.I. Tahapari saat memimpin kunjungan benchmarking Analisis Media Biro Pemberitaan Parlemen Setjen dan BK DPR RI ke Sekretariat Provinsi Daerah Sulawesi Selatan, Makassar, Rabu (07/7/2018).

Tim diterima langsung oleh Biro Humas dan Protokol Setda Sulsel Devo Khaddafi, didampingi pejabat - pejabat terkait di lingkungan Sekretariat Pemprov Sulsel. Dalam pertemuan itu, Hanny, sapaan akrab Tahapari menjelaskan peran penting Analisis Media dalam menentukan kebijakan pemberitaan di DPR RI.

“Analisis Media merupakan bagian unggulan di DPR. Pasalnya, tidak hanya me-monitoring framing pemberitaan mengenai tugas dan fungsi DPR. Analisis media juga menciptakan isu (creating the issue) untuk mengubah persepsi yang berindikasi negatif menjadi positif serta diharapkan mampu memberikan implikasi logis kepada masyarakat atau mampu mengubah stigma politik di masyarakat,” jelasnya.

Hanny menuturkan, pola yang digunakan untuk menciptakan isu berawal dari hasil rekomendasi yang dibuat Analisis Media, lalu di-share kepada Pimpinan DPR, media internal dan eksternal sebagai bahan rujukan penulisan berita.

“Hasil rekomendasi itu dijadikan bahan rujukan bagian pemberitan dan media sosial bahkan media ekternal yang menetap di DPR untuk membuat berita, yang secara tidak langsung cara kita membangun citra melalui pemberitaan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel Devo Khaddafi mengapresiasi keberadaan Analisis Media di kehumasan DPR RI. Ia juga menyampaikan capaian-capaian yang telah diraih kehumasan Pemprov Sulsel. Salah satunya Sulsel terpilih menjadi kota populer di media sosial tahun 2017.

Ia mengatakan salah satu cara untuk mempertahankan eksistensi kehumasan adalah dengan melakukan terobosan-terobosan baru. Media jaman now dituntut tidak hanya mengikuti perkembangan suatu isu tetapi juga bisa mengubah opini publik.

Sehingga hadirnya media analisis diharapkan mampu memberikan pencerahan atau stigma baru kepada masyarakat terkait isu aktual. Diakui Devo, pihaknya dalam melaksanakan analisis media dibantu oleh pihak ketiga (Intelligence Media Management).

“Salah satu langkah mempertahankan Biro Humas adalah melakukan terobosan dengan creating the issue," katanya. Pertemuan tersebut berlangsung  interaktif dan ditutup dengan pemberian cenderamata dan foto bersama. (ria,ann/sf)